Oleh: Anak-anak Lakahiwa & Hilwa 2008
Kita memang tidak akan pernah tahu, kapan dan dimanakah muara akhir
episode perjalanan hidup ini? Begitu panjang jalan yang
kita tempuh dan begitu banyak tempat pemberhentian untuk kita berhenti, sejenak
melepas lelah, kemudian kita lalui dan pergi meninggalkannya.
Kadang jalan penuh liku dan terjal, tapi
disanalah kita mengarungi kisah lalu meninggalkannya, kemudian mengarungi kisah
baru yang barang kali akan menjadi cerita yang mungkin juga akan menjadi kisah
hidup yang teramat indah bahkan mungkin juga menjadi kisah yang membuat kita
bersedih.
Keindahan dan kesedihan selalu bertaruh
menempuh waktu yang begitu panjang, mengguris, menghujam sampai dikedalaman
yang teramat sangat dengan satu tujuan untuk keluar menjadi pemenang. Mungkin
juga ia akan kalah atau menang, dua-duanya adalah perjalanan yang tepat harus
ditempuh dan dimaknai sebagai perjuangan hidup sebab itu adalah martabat.
Barang kali ada yang harus kita sadari dan
kita insyafi, bahwa tidak akan pernah ada satupun yang akan sanggup bertarung
melawan waktu, karena waktu bukanlah kalah atau menang, dia adalah siklus masa
dan hari yang terus bergerak dan tak kan pernah berhenti, ataupun mendur
kembali untuk mengulangi kisahnya, sama sekali takkan pernah! Sedang kita pasti
berhenti, mungkin karena kelelahan, atau itulah akhir dari cerita kisah hidup
kita atau memang benar-benar saat itulah kisah dan riwayat hidup kita berhenti
karena kita mati.
Hidup dan mati memang kuasa tuhan, dan waktu
adalah rahasiahnya, sedangkan kemahadahsyatan-Nya tidak pernah kita mengerti
dengan sempurna. Namun, ada hal yang harus kita pahami lalu kita hikmati bahwa
penghargaan Allah memberikan hidup kepada setiap makhluk adalah anugerah-Nya
yang tiada tara. Siapa pu akan menerima anugerah hidup, tetapi bagi kita
sebagai manusia, anugrah hidup ini benar-benar harus kita syukuri dengan
pengertian syukur yang sesungguhnya, karena memang tidak ada yang pantas untuk
tidak disyukuri. Selain nikmat hidup, masih banyak anugerah dan nikmat yang
berlimpah-limpah dan takan pernah habis sampai kita menjelang ajal,
meninggalkan dunia fana. Allah selalu mempertanyakan kepada manusia tentang
kesyukuran manusia kepada-Nya, sebagaimana didalam surat Ar-rahman dalam
ayat-Nya yang berbunyi:
فَبِأَيِّ ءَالآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Allah manakah yang
kamu dustakan?”
Ayat ini diulang-ulang sampai tiga puluh satu kali, itu dimaksudkan agar
benar-benar perenungan yang mendalam.
Cahaya hidup penerang jalan panjang yang penuh membentang menuju cita-cita
tidaklah hanya dengan hidup. Dia harus berlalu bersama ilmu pengetahuan dan iman,
sedang imanlah yang mengejewantahkan sampai sedalam apakah pengabdian kita
kepada-Nya. Kesejatian hidup dan kesejatian iman adalah mata rantai yang harus
menjadi ujung tombak untuk menembus kegelapan, membelah dan membebaskan
belenggu ketidak berdayaan, membunuh kebodohan, agar kita benar-benar dapat
menemukan tempat pemberhentian perjalanan sebagai tempat pemberhentian yang
benar-benar bermartabat, itulah cita-cita dalam ridha-Nya.
Saudaraku...
Tak sedikit air mata yang tumpah karena kita menangis sebab kesedihan yang
mungkin melukai mata hati dan jiwa kita, yang menyebabkan kita tak berdaya
mengahadapinya atau mungkin juga air mata bahagia yang membuat seluruh rasa
luruh bergelora membahana disetiap raga kita, karena keindahan yang menakjubkan
bahkan membuat haru biru kita.
Air mata adalah juga lembah ungkapan jiwa yang bermuara disukma kita, dia
adalah kejujuran, ia adalah kesungguhan, air mata adalah mengarungi samudera
bahkan bertaruh dibadai gelombang menerjang karang demi berlabuh ditepi pantai
tanah impian atau mungkin terbang tinggi ke langit biru menjadi sahabat bagi
segala yang ada diangkasa raya bintang dan matahari.
Air mata adalah rahasia, air mata adalah kesungguhan do’a, ternyata kata
kuncinya adalah perjuangan dan do’a. Kita harus mengungkap semua kekuatan diri,
agar kita tidak hanya pandai menanam, tetapi pandai juga memetiknya kemudian
menanamnya kembali, terus dan terus..., atau kita tidak hanya pandai.
Mencium aroma wewangian bunga-bunga yang merekah tumbuh di taman. Atau
melihat musim dimana bunga-bunga berguguran di padang lepas, atau
ranting-ranting yang patah di belantara. Tatapi haruslah kita tetap berjuang
sekemampuan kita untuk juga memahami mengapa semua itu terjadi?. Apakah rahasia
dibaliknya?.
Saudaraku...
Bila siang datang, mungkin kita akan memahami makna kegelapan. Malam adalah
juga rahasia illahi yang teramat dahsyat, yang mungkin kita faham sebagian saat
yang baik untuk mengistirahatkan setiap raga, agar jiwa tetap dalam
genggaman-Nya.
Bila siang tiba, bercahayalah matahari dan benderang dunia, adalah saat
raga bangkit menatap hari memamandang jauh kedepan, berjalan dan bahkan mungkin
berlari sekencang-kencangnya, peluh keringat terlepas...jatuh diatas tanah,
basahlah menjadi saksi bahwa bumi inilah tempat kita berpijak, bahwa lagitlah
tempat kita berteduh, bahwa tanahlah tempat kita dikubur, dan itu pasti datang.
Allah... disetiap ujung jemariku, adalah lafadz do’a-do’aku yang selalu
bersumpah demi keagungan-Mu. Disetiap sudut ruang di jantung jiwaku terbingkai
kata bersumpah demi kebesarann-Mu, karena di setiap jengkal tanah bumi ini
selalu meninggalkan jejak tapak kaki mengarungi waktu dan episode.
Allah... engkau yang menggenggam sukma kami, engkau pasti lebih tahu
dimanakah takdir akhir episode ini akan bermuara, karena begitu banyak kisah
cerita yang tak sanggup ku fahami satu demi satu.
Allah... berilah yang terbaik bagiku sepanjang waktu dalam hidupku. Berilah
kekuatan kepadaku untuk mempertaruhkan dan mempertahankan kesetiaan imanku
pada-Mu Allah.... Inilah diriku, hanya kepadamu kupersembahkan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar