SELAMAT DATANG DI BLOG ANGKATAN LAKAHIWA DAN HILWA 2008 PONDOK MODERN ASSALAM SUKABUMI, JAWABARAT, INDONESIA

Minggu, 09 Juni 2013

BERANI MENGHADAPI PERUBAHAN

Oleh : Ust. Muhammad Yunus



Berubah bukanlah suatu hal yang mudah karena memerlukan pengorbanan di banyak hal. Selain itu, biasanya perubahan memerlukan proses panjang yang terkadang tidak bisa dilihat hasilnya secara cepat. Firman Allah dalam Al-qur'an telah menegaskan :

إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَا بِقًوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُ وا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mau untuk meruibah keadaan mereka sendiri" (QS.Arra'du: 11)


Perubahan adalah suatu keniscayaan yang harus dihadapi dalam hidup, karena pada hakikatnyahidup manusia adalah proses yang terus berubah. Tidak berubah berarti kematian telah mendatangi. Charles Darwin pernah mengatakan : "Yang akan bertahan di dunia ini bukanlah yang paling kuat, tetapi yang bisa beradaptasi dengan perubahan".

Ada dua alasan yang kuat mengapa orang harus berubah. Pertama adalah alasan eksternal yang kedua adalah alasan internal. Dari sisi eksternal, perubahan diperlukan karena semua faktor yang mempengaruhi kehidupan pasti berubah. Mulai dari faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya terus mengalami perubahan setiap harinya. Tantangan dan kebutuhan hidup manusia beruabah dari waktu ke waktu. Karena itu, dibutuhkan kemampuan dan persiapan yang berbeda dan matang. Pada sisi lain, secara internal, pada kehidupan seseorang, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemampuan fisik dan usia juga terus berubah.

Namun demikian, untuk berubah buaknlah hal yang mudah. Sering terjadi oarang terbelenggu masa lalu, dan terjebak pada romantisme pengalaman kesuksesan ataupun kegagalan yang pernah terjadi. Orang sukses di masa lalu dengan cara dan metode yang dipakai, akan cenderung mempertahankan prinsip-prinsip yang dia yakini, walaupun sebenarnya lingkungan yang dihadapi selalu berubah.

Alasan lain orang tidak mau berubah adalah karena dirinya sudah merasa mapan, enak dan  nyaman dengan kondisi yang dia miliki sekarang. Kondisi ini sering disebut lomfort zone, zona kenyamanan dimana orang sudah merasa puas dengan apa yang dia miliki. Kecendrungannya adalah orang tidak mau lagi belajar, memperbaiki diri, dan menambah pengetahuaan ataupun keterampilan yang seharusnya ia lakukan akibatnya ketika tantangan dan persiapan berjalan dengan cepat, kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya sudah tidak memadai.

Sering kali, orang tidak mau berubah karena penyakit ketakutan akan persepsi yang sebenarnya ia bikin sendiri. Takut gagal adalah yang paling umum, disamping takut miskin,takut tidak dihormati, dan ketakutan-ketakutan yang belum tentu terjadi. Padahal penyakit takut ini tidak lebih dari permainan persepsi dan pikiran. Kegagalan bagi orang sukses tidak lebih dari proses untuk menuju kesuksesan.

Orang yang maju adalah orang-orang yang tidak takut menghadapi perubahan, karena memang perubahan bukanlah suatu hal yang perlu ditakutkan, tetapi perlu dipersiapkan dalam menghadapinya. Pertanyaan kemudian bagaimana menghadapi dan mengelola perubahan? Setiap manusia mempunyai ukuran-ukkuran yang bisa diperkirakan. Allah memberiakn ukuran-ukuran (taqdir) dimana manusia tinggal memilih dan berusaha berdasarkan ukuran-ukuran tersebut. Ukuran ini adalah kemampuan, pengetahuan, serta rencana masa depan.

Pengetahuan akan ukuran dan kemampuan pribadi ini sangat penting karena seperti yang sering diingatkan " hancurnya manusia yang tidak mengenal ukuran (kemampuan) dirinya".

Untuk bisa mengelola perubahan dengan baik dan beberapa hal yang perlu dilakukan:

Pertama, orang perlu visi tentang arah dan masa depandirinya. Visi adalah gambaran masa depan seseorang, ia akan menjadi seperti apa. Mirip dengan mimpi, visi adalah angan-angan dalam pikiran. Tetapi bedanya, oarang bisa bermimpi apa saja, tetapi tidak ada kewajiban terhadap diri sendiri untuk mencapainya.

Visi memberikan arah bagaimana seseorang berjalan menghadapi hidup, tantangan dan persiangan. Visi yang baik memberi gairah, semangat dan kepercayaan diri yang besar. Karena itu jika seseorang ingin menuai keberhasilan, ia harus punya visi yang jelas.

Kedua, pengelolaan perubahan memerlukan persiapan sisi keterampilan dan pengetahuan. Orang perlu melakukan uji diri terhadap keterampilan dan pengetahuan yang dimilki. Asmbil contoh kemampuan berbahasa inggris ataua berbahasa arab perlu dilihat yang dimilki sekarang dan bagaimana mempersiapkan kemampuan tersebut untuk bisa terus menerus bersaing dimasa depan.

Dalam hal keterampilan dan pengetahuan ini, biasanya oarang membagi dua : keterampialan dan pengetahuan utama, serta pendukung. Keterampilan dan pengetahuan utama adalah yang diperlukan dalam minat dan pekerjaan sehari-hari sekarang. Seorang guru misalnya, perlu keterampilan dan pengetahuan tentang komunikasi, penguasaan kelas, psikologi dan berbagai hal lain sebagai yang utama. Tetapi, sebagai pendukung, ia juga perlu pengetahuan tentang komputer, bahasa dan riset dan lain-lain.

Ketiga, mengelola perubahan perlu konsistensi dan disiplin diri yang kuat. Berubah bukanlah suatu hal yang mudah karena memerlukan pengorbanan dibanyak hal. Disamping itu, biasanya perubahan memerlukan proses panjang yang terkadang tidak bisa dilihat hasilnya secara cepat. Tekad yang kuat untuk berubah akan sangat membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar